Setiap Ucapan Adalah Janji
Waktu saya berusia 7 tahun, saya diajak oleh ibu saya dan kakaknya ke Melawai Plaza, salah satu pusat perbelanjaan paling happening di Jakarta pada era tersebut. Seperti bocah laki2 pada umumnya, saat melewati toko mainan, saya pun merengek minta dibelikan. Saya masih ingat betul, waktu itu mainannya adalah action figure dari serial kartun 80-an berjudul MASK. Pada saat itu, respon ibu saya adalah, “Iya, nanti ya”. Dan kami pun lanjut berkeliling, lalu pulang ke rumah kakak ibu saya. Saya pun lupa akan kejadian di toko mainan tadi.
Malamnya, saat ayah saya menjemput saya dan ibu saya di rumah kakaknya, saya kembali merengek di jalan pulang. “Tadi kata mama nanti, nanti, manaaa? Kapan beli mainannya?”, kira2 begitulah protes saya. Lalu terjadilah percakapan berikut antara ayah dengan ibu saya:
“Bener kamu tadi bilang mau beliin?”
“Iya, tapi udahlah gausah. Mainan di rumah udah numpuk pa!”
“Ya ga bisa. Biar gimanapun, kamu udah janji.”
Singkat cerita, kami pun kembali ke Melawai Plaza saat itu juga, dan mainan itupun saya bawa pulang.
***
Sampai detik ini, saya yakin ayah saya tidak menyadari, bahwa peristiwa sepele itu tertanam begitu lekat dalam ingatan saya.
KAMU UDAH JANJI.
Padahal, ibu saya kan pada waktu itu nggak bilang “Iya mama janji”. Tapi dengan contoh yang begitu gamblang, ayah saya mengajarkan pada saya, bahwa setiap ucapan adalah janji.
SETIAP UCAPAN ADALAH JANJI.
Serem ya?
Tapi kalo mau diperhatikan, seberapa sering di lingkungan kerja atau pergaulan, kita mendengar kalimat2 seperti:
“Iya ntar gue kabarin ya”
“Iya abis ini gue imelin ke elo pokonya”
“Sip, nanti deh”
Too familiar, rite? Baik kita sebagai si pengucap, maupun pendengar. Berapa persen yang jadi kenyataan?
Me too, often guilty as charged.
Kalo mengacu ke Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata yang paling tepat untuk sifat ini adalah KONSEKUEN, yang diartikan sebagai “Sesuai dengan apa yg telah dikatakan atau diperbuat; berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yg sudah diputuskan”.
Sounds so simple, yet so difficult to implement. But then again, difficult doesn’t mean impossible, rite? š
@ernestprakasa
Posted on May 16, 2011, in life and tagged words of wisdom. Bookmark the permalink. 11 Comments.
setiap ucapan adalah janji, maka berjati-hatilah ketika akan mengucapkannya.
saya suka posting ini, semakin menyadarkan saya.
terimakasih, om.
http://tuannicogarukgarukpala.wordpress.com/2011/05/22/tentang-janji/
thx for reading š
Keren…simple tapi bermakna *terima kasih
sama2 š
Sakit hati banget kalo ada orang yg uda janji ‘gampang ntar biar gw yg ngurus masalah itu’ tapi kenyataannya tidak semanis janji yg diberikan..
lets not be that person š
Nest, ijin ngutip dan nge-link post ini di blog gue yaaa… boleh boleh?
Thanks before =)
silakan jesotttt š
siippp… thank yaakkk hehe tulisannya bisa di-cek di sini kalo iseng: http://eljez.blogspot.com/2011/12/tentang-janji.html =)
sekalian promosi blog aah hahaha
Bokap nya keren…
Semoga nanti kita jadi bokap kek gitu…
Tindak tanduk kita dilihat anak kita..
Kita keren, anak kita juga keren…
YOI!