Monthly Archives: February 2010

Mereka Bilang “Persib Nu Aing!”

Beberapa saat yang lalu, saya baru saja menyaksikan tayangan langsung Liga Super antara Persib – Persisam, yang berakhir dengan skor 2-0. Sebuah partai yang cukup mengharukan, karena sekaligus farewell bagi penjaga gawang andalan Persib, Sinthaweechai Hathairattanakool, kiper nasional Thailand yang sudah berakhir kontraknya. Menyaksikan partai tersebut, terbersit rasa bangga akan kemajuan liga sepakbola nasional. Liga lokal kita yang dulu rutin jadi bahan olok-olok, kini mampu menghadirkan tontonan sepakbola yang menarik dan berkualitas.

Semua setuju, bahwa fundamen prestasi timnas sepakbola negara manapun adalah liganya masing-masing. Itulah mengapa saya miris menyaksikan ditengah menanjaknya kualitas liga lokal, prestasi timnas justru semakin jeblok. Something is definitely wrong.

Melancong sedikit ke Jepang. Apakah Anda sadar bahwa Jepang baru bisa menembus Piala Dunia di tahun 1998? Perkembangan sepakbola mereka memang luar biasa pesat. Tidak banyak yang tahu bahwa pada akhir tahun 70-an, mereka mengirim tim khusus ke Indonesia untuk belajar dari Galatama, liga kita di kala itu. Setelah lebih dari satu dekade membangun basis liga yang kuat hingga mengakar ke setiap kota, barulah kemudian di tahun 1992 liga profesional mereka lahir: Japan Football League atau bekennya disebut J-League. Kini, J-League adalah sebuah industri yang mencengangkan, terutama dari sisi tingginya omzet penjualan tiket stadion dan official merchandise.

Kembali ke liga dalam negeri, menurut saya Indonesia sudah memiliki sebuah modal berharga: fanatisme yang berakar pada chauvinisme. Orang-orang Bandung yang saya kenal, misalnya. Rata-rata pasti memiliki ikatan emosional dengan Persib, meski mungkin sebagian dari mereka belum pernah menyaksikan Persib tampil dari layar kaca sekalipun. Ada sense of belonging yang sulit dijabarkan disana. Dan saya yakin ini bukan hanya terjadi di Bandung. Dan saya yakin juga, tingginya minat akan suatu bidang olahraga adalah modal krusial bagi kemajuan olahraga yang bersangkutan.

Sekarang tinggal bobroknya PSSI yang jadi kendala. Apakah akan datang saatnya mereka keluar dari ICU dan berjalan sehat? Semoga iya. Supaya liga kita semakin mumpuni, dan berimbas pada bangkitnya kualitas tim nasional bagai di era 60-an.

By the way, saya salut pada ANTV yang terus mendukung sepakbola kita lewat tayangan LIVE nya. Saya yakin kontribusi ANTV sangat signifikan; bayangkan jika Anda adalah atlet sepakbola yang akan bertanding sambil disaksikan jutaan rakyat Indonesia. Suntikan semangat dosis tinggi, bukan? 🙂

@ernestprakasa

Random Notes: Newborn Effect Dan Akhirnya Ber-BB

Tadinya, saya termasuk orang yang kekeuh nggak mau pake Blackberry. Alasan saya sederhana, saya merasa masih bisa berfungsi dengan baik dengan Nokia E71 saya, dan saya enggan menjadi seperti orang2 yang nggak bisa lepas dari layar BB masing2. Tapi akhirnya, saya ber-BB juga, berkat “hadiah” dari Yoris. We’ll see how addicted I will get :).

Lalu, belakangan ini saya memang jarang posting. Talk about consistency :(. Alasannya simpel sih, sejak anak saya Sky Tierra Solana lahir tanggal 20 November lalu, perhatian pun terpecah. Blog menjadi prioritas kesekian. But now, after the storm has quiet down a little, I hope I can update my posts regularly.

See ya around, people 🙂

@ernestprakasa